- Diposting oleh : Edukrein
- pada tanggal : Januari 11, 2025
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai tindakan yang dianggap “berbeda” dari kebiasaan umum. Mulai dari perilaku ringan seperti membuang sampah sembarangan, hingga pelanggaran berat seperti kejahatan terorganisir, semuanya bisa dikategorikan sebagai bentuk perilaku menyimpang.
Menariknya, apa yang dianggap menyimpang di satu tempat belum tentu dipandang sama di tempat lain. Hal ini memperlihatkan bahwa perilaku menyimpang adalah fenomena sosial yang kompleks, relatif, dan selalu berkembang sesuai dinamika masyarakat.
.png)
konsep perilaku menyimpang dalam masyarakat digital
Memahami Pengertian dan Karakteristik Perilaku Menyimpang
Secara sosiologis, perilaku menyimpang (deviant behavior) adalah tindakan yang tidak sesuai dengan norma, nilai, atau aturan sosial yang berlaku di masyarakat. Paul B. Horton menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, deviasi tidak sekadar “melanggar aturan hukum”, tetapi mencakup segala bentuk ketidaksesuaian dengan tata aturan sosial, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Contoh sederhana, seseorang yang berpakaian terlalu nyentrik mungkin dianggap menyimpang dalam satu lingkungan, namun bisa diterima sebagai ekspresi diri di lingkungan lain. Ini membuktikan bahwa penyimpangan bukanlah sifat mutlak dari sebuah tindakan, melainkan hasil penilaian sosial.
Karakteristik Perilaku Menyimpang
- Pelanggaran norma sosial (tidak hanya hukum, tapi juga etika, adat, dan kebiasaan).
- Relatif sifatnya: sesuatu yang dianggap menyimpang di satu masyarakat bisa jadi wajar di masyarakat lain.
- Menimbulkan reaksi sosial berupa sanksi formal (penjara, denda) maupun nonformal (celaan, pengucilan).
- Bisa bersifat negatif maupun positif. Negatif: korupsi, kriminal. Positif: inovasi baru yang awalnya dianggap “melawan arus”.
Jenis-jenis Perilaku Menyimpang
- Penyimpangan primer dan sekunder (Edwin Lemert):
- Primer: penyimpangan sementara, masih dapat ditoleransi (misalnya melanggar rambu lalu lintas).
- Sekunder: penyimpangan berulang dan melekat pada identitas seseorang (misalnya residivis).
- Penyimpangan individu dan kelompok:
- Individu, misalnya kecanduan alkohol.
- Kelompok, misalnya geng motor kriminal.
- Penyimpangan positif dan negatif:
- Positif: penemuan teknologi baru yang awalnya dianggap aneh.
- Negatif: kejahatan terorganisir, penyalahgunaan narkoba, prostitusi.
Apa Faktor dan Dampak Terjadinya Perilaku Menyimpang?
Faktor Penyebab
- Faktor internal: lemahnya kontrol diri, krisis identitas, dorongan biologis/psikologis.
- Faktor eksternal: lingkungan sosial, pengaruh teman sebaya, kondisi ekonomi, lemahnya kontrol sosial.
- Kesenjangan norma: ketika norma dianggap tidak adil atau tidak relevan.
- Perubahan sosial cepat: modernisasi, globalisasi, media massa memicu pergeseran nilai.
Contoh Perilaku Menyimpang
- Ringan: membolos sekolah, meludah sembarangan, melanggar aturan berpakaian.
- Sedang: tawuran pelajar, penyalahgunaan alkohol.
- Berat: korupsi, pembunuhan, peredaran narkoba, kejahatan terorganisir.
Media massa sering memperkuat perhatian publik terhadap kasus penyimpangan. Gosip selebritas, pemberitaan kriminal, hingga kasus pelanggaran norma susila sering mendominasi ruang publik, memperlihatkan bahwa penyimpangan bukan hanya isu moral, tetapi juga komoditas sosial.
Dampak Perilaku Menyimpang
- Bagi individu: kehilangan reputasi, sanksi, atau dikucilkan.
- Bagi masyarakat: mengganggu ketertiban, menurunkan kepercayaan, disorganisasi sosial.
- Dampak positif: beberapa penyimpangan justru memicu perubahan sosial (contoh: gerakan HAM).
Bagaimana Kontrol Sosial terhadap Perilaku Menyimpang?
Kontrol sosial adalah mekanisme yang digunakan masyarakat untuk mengarahkan perilaku anggotanya agar sesuai norma.
- Preventif: sosialisasi, pendidikan moral, penyuluhan.
- Represif: sanksi hukum, hukuman sosial.
- Kuratif: rehabilitasi pecandu, konseling, bimbingan rohani.
Menurut Emile Durkheim, keberadaan penyimpangan justru diperlukan agar masyarakat menyadari batas-batas moralnya. Reaksi masyarakat terhadap penyimpangan memperkuat norma yang ada.
Penutup
Rangkuman
Perilaku menyimpang adalah fenomena sosial yang muncul karena interaksi individu dengan norma sosial. Dipengaruhi faktor internal maupun eksternal, sifatnya relatif, dan bisa berdampak negatif maupun positif. Tanpa kontrol sosial, penyimpangan dapat menimbulkan disorganisasi, tetapi dengan kontrol yang tepat, bisa menjadi pemicu perubahan sosial.
Referensi
💬 Untuk referensi dan artikel relevan lainnya terkait topik ini, Anda dapat menelusuri kata kunci berikut di Google:
- “pengertian perilaku menyimpang dalam sosiologi”
- “contoh perilaku menyimpang dalam masyarakat”
- “teori-teori perilaku menyimpang Emile Durkheim dan Robert Merton”
- “perilaku menyimpang primer dan sekunder Edwin Lemert”
- “kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang”
- “perbedaan penyimpangan positif dan negatif dalam sosiologi”
- “dampak perilaku menyimpang terhadap masyarakat”
Artikel terkait lainnya
Ayo Diskusi!
- Apakah semua bentuk perilaku menyimpang selalu merugikan masyarakat?
- Pernahkah Anda melihat penyimpangan yang awalnya dianggap salah, tapi kemudian membawa perubahan positif?
- Bagaimana peran media massa dalam membentuk pandangan kita terhadap penyimpangan?